Densus 88 Tangkap Teroris Di Kudus Terbaru Youtube
Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Lampung
Jakarta,- Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap sejumlah kawanan terduga teroris di Lampung. Terduga kelompok teroris itu ditangkap Densus 88 tersebut pada Rabu 12 April 2023.
“Iya benar. Saat ini petugas Densus 88 masih bekerja di lapangan secara intensif menindaklanjuti seluruh rangkaian penegakan hukum ini,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, Kamis (13/4/2023).
Terduga kelompok teroris itu ditangkap di kawasan Umbul way kiri margorejo margosari, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu.
Sementara itu, Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar, mengatakan bahwa saat ini tim Densus 88 masih bekerja di lapangan. Sehingga belum bisa memberikan gambaran detailnya soal penangkapan teroris tersebut.
“Benar. Personel D88 masih bekerja di lapangan. Nanti kami update,” kata dia saat dikonfirmasi.
Belum ada keterangan secara pasti berapa orang yang tergabung dalam terduga kelompok teroris yang ditangkap itu.(F)
Di sisi lain, Selamet, salah seorang tetangga terduga teroris juga mengaku tidak mengetahui adanya penangkapan yang dilakukan Tim Densus 88 Mabes Polri.
Sebab saat dilakukan penangkapan terhadap terduga yang rumahnya berada persis di depan rumahnya, Slamet sedang bekerja.
Selamet menyebut bahwa terduga teroris tersebut dalam kesehariannya kepada warga lain sangat tertutup dan jarang berinteraksi.
“Orangnya kelihatannya baik. Namun kalau ada acara tahlilan juga tidak pernah ikut dan juga tidak pernah beribadah di musala dan masjid di kampung kami,” tutur Selamet didampingi istrinya.
Selamet menambahkan, terduga teroris tersebut juga tidak pernah berinteraksi sosial kepada warga dikampungnya.
“Pekerjaannya (Bahrul Irfan) itu ngojek di Terminal Bakalankrapyak. Dan kalau malam sering ngopi di warung saya, tapi ya gitu hanya bicara secukupnya saja,” tukas Selamet.
Bahkan saat warga mengajak datang ke pengajian dan tahlilan, kata Selamet, pelaku malah menyebut bahwa kegiatan tersebut adalah musyrik.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic membenarkan penangkapan salah seorang terduga teroris. Namun demikian, Ronni mengaku tidak berwenang memberikan informasi lebih lanjut.
“Silahkan langsung konfirmasi lebih lanjut ke Divisi Humas Mabes Polri saja,” tukasnya singkat melalui Whatsapp.
Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Densus 88 Antiteror Polri menangkap YLK alias IS alias AT alias MAL alias AH di Desa Mongolato, Kec. Telaga, Gorontalo. YLK merupakan buron sejak 2016 yang melarikan diri dengan mengubah identitasnya."Iya benar (sudah ditangkap)," jelas Juru Bicara Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, Brigjen. Pol. Aswin Siregar, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (3/9/24).Dijelaskannya, YLK memiliki rekam jejak mengikuti pelatihan di Camp Hudaibiyah, Philipina pada 1998/2000. Selain itu, YLK mengikuti Muqoyama Badar tahap 2 (Pelatihan Para Militer) di Jawa Timur yang merupakan program Jamaah Islamiyah.Menurutnya, YLK kemudian ditangkap oleh Densus 88 atas kepemilikan senjata api laras panjang titipan dari tersangka UM, seorang narapidana kasus Bom Bali 1. Pada 2003 YLK pun dilakukan penahanan.
Baca Juga: Polwan Polda NTT Bagikan Bunga dan Helm di Hari Jadi Polwan ke - 76
"Di tahun 2012, YLK bergabung dengan kelompok Jamaah Ansor Tauhid (JAT) dan mengikuti program pengiriman personel ke Yaman sebagai bagian dari jihad global AQAP," ungkapnya.Lebih lanjut ia menjelaskan, YLK berangkat ke Yaman dengan diberangkatkan oleh seorang berinisial ABU. Tim Densus 88 pun telah menangkap ABU atas keterlibatannya sebagai Lajnah Roqobah (kaderisasi) kelompok JamaahAnsharuh Syariah. "Di Yaman, YLK mengaku mendapat perintah dari AM/AZ (Petinggi AQAP) untuk melakukan aksi teror di bursa efek Singapura," ujarnya.Selanjutnya, pada 2015, YLK mencoba masuk ke Singapura melalui jalur laut. Kendati demikian, ditolak oleh imigrasi Singapura dan dideportasi ke Batam. "Saat ditangkap, penyidik menemukan satu lembar buletin dakwah Hizbut Tahrir Indonesia, satu buah Paspor atas nama Yudi Lukito Kurniawan, dan satu lembar dokumen pemeriksaan imigrasi Singapura," ujar Brigjen. Pol. Aswin.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga orang terduga teroris di tiga lokasi di Provinsi Jawa Tengah.
Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto saat dikonfirmasi, Senin (4/11/2024).
“Betul telah ditangkap tiga orang terduga teroris oleh Densus 88 Mabes Polri, lokasi penangkapan di Kudus, Demak, dan Solo,” ucap Artanto.
Dia belum dapat menjelaskan detail identitas ketiga terduga teroris tersebut, termasuk kronologi penangkapan di tiga lokasi yang berbeda.
“Kronologi penangkapan saya tidak dapatkan, namun hanya bisa membenarkan terduga teroris tersebur sampai hari ini Senin 4 November 2024,” urainya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Ibu Ronald Tannur Jadi Tersangka Baru dalam Kasus Suap sang Anak, Apa Perannya?
Artanto menuturkan, ketiga terduga teroris ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror Polri.
Berdasarkan informasi, Densus 88 menangkap seorang terduga teroris berinisial A di Kabupaten Demak.
Lantas, petugas juga menggeledah rumah terduga teroris di Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.
Di Kabupaten Kudus, Densus 88 mengamankan seorang terduga teroris berinisial B di rumahnya, Desa Grobig, Kecamatan Gebog.
DENSUS 88 Antiteror Polri menangkap delapan tersangka kasus tindak pidana terorisme di Dumai, Riau, Rabu (14/9).
Kepala Bagian (Kabag) Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar menjelaskan penangkapan terhadap delapan tersangka tindak pidana terorisme ini dilakukan di tempat yang berbeda.
"Dilaporkan bahwa telah dilakukan penegakan hukum terhadap delapan orang tersangka Anshor Daulah Dumai, Riau," kata Aswin dalam keterangan resmi, Jumat (16/9).
Baca juga: Tim Densus 88 Tangkap 8 Terduga Teroris Kelompok Anshor Daulah di Riau
Delapan tersangka tersebut ialah RP alias Riki Fernando, JW alias Joko Witoyo, II alias Indra Irwansyah, M alias Muhyi, Z alias Zulpendra, MNS alias Moh Nur Sahid, ITZ alias Iwan Tuah Zainuddin, dan MA alias Muhammad Ali.
Lebih lanjut, Aswin menjelaskan peranan masing-masing tersangka. Riki misalnya, merupakan Amir AD Dumai dan terkoneksi dalam grup Telegram pengusaha lokal pimpimnan Abu Yusha, Jawa Tengah.
"Grup tersebut membentuk struktur Tanzim agar terealisasi jihad Fisabililah," imbuh Aswin.
Adapun peran lain dari Riki, dijelaskan Aswin, melakukan survei lokasi I'dad di perkebunan sawit Bagan Keladi, Dumai Barat. Riki juga melakukan survei lokasi tersebut dengan tersangka lain.
"Beberapa di antaranya merupakan anggota kelompok Pok Pak Ngah (meninggal dunia saat penyerangan Polda Riau 2018 lalu)," beber Aswin.
Tidak hanya melakukan survei lokasi untuk pelaksanaan i'dad, Aswin juga membebarkan bahwa para tersangka ini juga sudah sempat melakukan latihan ala militer di Pulau Rupat, Riau.
"Latihan ala militer sebanyak dua kali di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau pada awal 2020," tutupnya. (OL-1)